Ayat tentang perintah puasa dan ayat tentang Ramadhan adalah dua ayat yang paling sering dikutip para penceramah menjelang dan selama bulan Ramadhan. Karena seringnya kita dengar, bisa jadi kita bahkan sudah menghafalnya tanpa sengaja. Namun, pernahkah kita merenungkan lebih dalam bagaimana cara Allah mengenalkan kepada kita tentang Ramadhan dan tentang puasa ini dalam dua ayat Al-Qur’an tersebut?
“Yaa ay-yuhaal-ladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba ‘alaal-ladziina min qablikum la’allakum tattaquun. Ay-yaaman ma’duudaah. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (Yaitu) beberapa hari yang tertentu…” (QS.Al-Baqarah (2):183-184)
Tentang puasa, Allah mengenalkan kepada kita bahwa puasa adalah wajib bagi kita, sebagaimana orang-orang sebelum kita pun punya kewajiban berpuasa, dalam beberapa hari tertentu sesuai syariat masing-masing.
“Syahru ramadhaanal-ladzii unzila fiihil quraanu hudan li-nnaasi wabai-yinaatin minal huda wal furqaan. Bulan Ramadhan, yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…”(QS.Al-Baqarah (2):185)
Sementara tentang Ramadhan, Allah mengenalkan kepada kita bahwa Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an dengan 3 fungsi utama, yaitu sebagai petunjuk, penjelasan atas petunjuk-petunjuk tersebut dan pembeda antara yang benar dan yang salah.
Maka Ramadhan menjadi istimewa karena di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Dan Al-Qur’an istimewa karena hanya diturunkan kepada umat Islam, melalui Rasulullah Muhammad SAW. Sedangkan puasa, bahkan umat-umat sebelumnya pun diwajibkan berpuasa, artinya puasa bukan sesuatu hal yang baru ataupun sesuatu yang istimewa yang membedakan umat Islam dengan umat-umat sebelumnya.
Merenungkan hal tersebut, sesungguhnya Ramadhan akan bermakna lebih dalam jika kita menyambutnya sebagai bulan Al-Qur’an, bulan perayaan Al-Qur’an, bulan pesta Al-Qur’an, bulan di mana seharusnya dan semestinya kita lebih banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an dibandingkan dengan bulan di luar Ramadhan. Bukankah istimewanya Ramadhan karena Al-Qur’an? Syahru ramadhaanal-ladzii unzila fiihil quraan. Bulan Ramadhan, yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.
Maka persiapan terbaik menyambut Ramadhan adalah persiapan kita mengatur jadwal waktu kita untuk lebih banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an. Kapan kita alokasikan untuk tilawah Al-Qur’an, kapan kita alokasikan untuk taddabur Al-Qur’an, kapan kita alokasikan untuk mendengarkan kajian-kajian tafsir Al-Qur’an, kapan kita alokasikan untuk berada dalam majelis-majelis ilmu Al-Qur’an, kapan kita alokasikan untuk membacakan Al-Qur’an kepada anak-anak kita, kapan kita alokasikan untuk mengisahkan kisah-kisah epik dalam Al-Qur’an kepada anak-anak kita, kapan kita alokasikan untuk merenungkan dan berdiskusi tentang hikmah-hikmah Al-Qur’an bersama pasangan dan anak-anak kita.
Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Al-Qur’an. Al-Qur’an menjadi tema pembicaraan dan obrolan kita di mana pun, kapanpun, saat bertemu dengan siapapun, hingga akhirnya Al-Qur’an menjadi gaya hidup kita dan masyarakat Islam seluruhnya. Semangat Ramadhan adalah Al-Qur’an. Ramadhan adalah bulan di mana kita kembali menyucikan jiwa kita dengan A-Qur’an.
Al-Qur’an adalah ayat-ayat suci dari Allah SWT. Tidak bisa menyentuhnya, kecuali orang-orang yang disucikan.
“Innahu laquraanun kariim.Fii kitaabin maknuun.Laa yamassuhu ilaal muthahharuun.Tanziilun min rabbil ‘aalamiin.Afabihadzaal hadiitsi antum mudhinuun.Sesungguhnya Al-Qur’an ini sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh). Tidak menyentuhnya, kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Rabb Semesta Alam. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Qur’an ini?” (QS.Al-Waqiah (56):77-81)
Dan selama Ramadhan, agar hati kita bisa ‘menyentuh’ Al-Qur’an, dan agar Al-Qur’an bisa masuk dalam jiwa kita lalu menjadi gaya hidup kita, maka kita diwajibkan Allah untuk berpuasa selama bulan Ramadhan.
Puasa adalah ibadah penting untuk menyucikan jiwa dan raga. Syahwat besar manusia yang kerapkali membuat manusia jatuh dalam dosa adalah syahwat perut dan kemaluan. Selama berpuasa, kita dididik untuk mengendalikan kedua syahwat ini. Mereka yang mampu mengendalikannya, sejatinya tengah berada dalam keadaan suci jiwa dan raganya.
Seandaikan dalam kondisi ini kita berinteraksi dengan Al-Qur’an, Insya Allah Al-Qur’an akan lebih mudah masuk ke dalam hati kita. Jika setiap hari selama Ramadhan, dalam keadaan berpuasa dan suci jiwa raga, kita berinteraksi dengan Al-Qur’an lebih dalam lagi, Insya Allah saat Idul Fitri kita benar-benar akan terlahir kembali sebagai manusia baru yang bergaya hidup Al-Qur’an. Al-Qur’an berjalan, persis seperti keteladanan yang Rasulullah SAW contohkan kepada kita.
Mari kita sama-sama sambut Ramadhan dengan cara baru. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita umat yang bertakwa melalui puasa, dan menjadikan kita umat yang bersyukur atas diturunkannya Al-Qur’an. Dan Allah Lebih Mengetahui Yang Sebenarnya
from ISLAM NEWS http://www.1slam-news.gq/2017/01/sebarkan-begini-cara-baru-menyambut.html
0 Response to "SEBARKAN !!! Begini Cara Baru Menyambut Bulan Suci Ramadhan - Konsistensi Muslim"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.