Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, mengemukakan, cibiran sinis ekonom Jake Van Der Kamp di sebuah media Hongkong South China Morning Post (SCMP) terkait pernyataan Presiden Jokowi atas pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat tiga dunia, padahal menurut fakta yang dibeberkan Jake untuk Asia saja, Indonesia hanya di urutan 13 di bawah Timor Leste, sudah mempermalukan Presiden sebagai pemimpin nasional, sekaligus menimbulkan hilangnya wibawa Indonesia sebagai bangsa.
“Pernyataan Presiden Jokowi tentu saja bukan hanya bahan olok-olok dan dipermalukan dunia internasional karena dianggap hanya mengarang cerita, namun hal mendasar yang kini dihadapi Presiden tidak adanya informasi akurat, kredibel dan terpercaya dari para pembantunya, yang memang sangat tidak kompeten, atau jangan-jangan ada komplotan dengan sengaja menjebloskan dan mempermalukan Presiden Jokowi sebagai pemimpin nasional, sekaligus menimbulkan hilangnya wibawa Indonesia sebagai bangsa,” kata Arief dalam pernyataan pers yang diterima Harian Terbit, Rabu (3/5/2017).
Pada lawatannya di Hongkong, di suatu forum bisnis, Jokowi menyebutkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang ketiga tertinggi di dunia. Jake dalam tulisannya di media SCMP yang berjudul “Sorry President Widodo, GDP Rangkings are economists’ equivalent of fake news”, membantah pernyataan tersebut, membandingkannya dengan berbagai data yang dimilikinya.
Menurut Jake, di Asia saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02% berada di rangking buncit dari 14 negara pemuncak. Kemudian bila diutak-atik pun, diantara 6 negara di dunia yang berpenduduk di atas 200 juta jiwa, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di rangking bawah tengah. Kemudian bila jumlah penduduk dikurangi 100 juta lagi, rangking Indonesia tetap masih di posisi bawah tengah.
Teten Masduki
Arief lebih lanjut mengemukakan, tindakan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki memerintahkan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani, untuk mengundang sejumlah kalangan intelektual kampus untuk menghadiri rapat atau kerennya FGD (Focus Group Discussion) pada Kamis, 4 Mei 2017, Pukul 9:00-11:30 WIB di Ruang Rapat Utama, Gedung Bina Graha, Jalan Veteran No.16, Jakarta, sangat aneh.
Kalangan kampus yang diundang antara lain dari UGM, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Indonesia, Ormas GP Ansor, dan Lembaga Survei Indonesa Burhanuddin Mustadi.
“Aneh bin ajaib, undangan rapat bersama akademisi, termasuk Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar ini akan mencari rumusan tentang bagaimana upaya penanganan politisasi agama dalam politik, termasuk pengarus utamaan kepemimpinan Muslim,” papar Arief.
Lalu apa jadinya kepemimpinan Presiden Jokowi dikelilingi orang-orang sekelas Teten Masduki dan Jaleswari yang kini baru mulai mencari rumus dari kalangan akademisi, untuk menghadapi arus politisasi agama yang sudah berlangsung lama, bahkan sebagai post factum atau fakta yang sudah berlalu.
“Jelas ini membuktikan ketidakmampuan Kantor Staf Presiden (KSP) melakukan kerja politik untuk membantu Presiden, karena semakin hari justru makin membebani Jokowi, apalagi Teten Masduki mengusir semua jajaran TNI-Polri dengan memasukkan konco-konconya dari kalangan LSM,” ujarnya.
The post Sebut Ekonomi RI Peringkat Tiga Dunia, Ada yang Mau Mempermalukan Presiden appeared first on Gema Rakyat.
0 Response to "Sebut Ekonomi RI Peringkat Tiga Dunia, Ada yang Mau Mempermalukan Presiden - GEMARAKYAT"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.