BERITA BERITA PEMBAWA KONFLIK DAN PENEBAR KERENGANGAN UMAT BERAGAMA - Islamophobia Gaya Baru
<<< Download Ini Dan Bagikan Segera orang orang ini sungguh memalukan >>>
https://drive.google.com/file/d/0B-R_rC7_q3IicllPcE9ZQ1VrSlU/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/0B-R_rC7_q3IicllPcE9ZQ1VrSlU/view?usp=sharing
Islamophobia Gaya Baru
Opini Bangsa - Beberapa hari lalu, pelaksana petugas harian Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengomentari agenda tahunan umat Islam yaitu sahur, lebih spesifik, Djarot melarang segenap warga Jakarta untuk melakukan “sahur on the road” atau sahur di jalanan.
Djarot menilai sahur on the road lebih banyak menimbulkan potensi masalah, mulai dari mural yang ia sebut hasil dari pesahur di jalan maupun para peserta sahur on the road yang berkendara di pagi buta dengan motor tanpa surat yang jelas. Karenanya, Djarot mengaku akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melarang kegiatan amal tersebut.
Penulis beberapa kali melihat dan ikut langsung dalam sahur on the road ini pada tahun lalu, dan penulis tidak menemukan apa yang dituduhkan oleh pengganti penista agama ini yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Bahkan, serangkaiansahur on the road ini di lakukan oleh komunitas maupun pengajian yang sudah terbilang besar.
Untuk penjelasan, sedikit penulis ceritakan, sahur on the road adalah kegiatan amal oleh sekelompok orang maupun komunitas yang mengadakan sahur di jalan. Adapun para peserta ataupun target dari sahur on the road adalah para kaum dhuafa atau tak berpunya yang memang hidup di jalanan. Sehingga sahur on the road adalah kegiatan sebagian orang untuk membantu muslim lainnya untuk menunaikan ibadah puasa dengan membantu memberikan sahur.
Tahun lalu, belasan artis pada Selasa (14/07/2015) dini hari malakukan kegiatan amal sahur on the street. Tak tangung-tanggung, rombongan artis ini diketahui mengikuti rombongan Ketua MPR Zulkifi Hasan.
Rombongan artis yang terdiri dari Eko Patrio, Viona Rosalina, Pasha “Ungu”, Sapri, dan Fitri Karlina, melakukan sahur bareng sambil mengunjungi korban kebakaran di daerah Kampung Jawa, Kota, Jakarta Barat.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan wacana pemerintahan DKI Jakarta 2 tahun terakhir yang memang penulis lihat agak merugikan atau minimal tak berpihak pada umat mayoritas, karenanya tak salah penulis mengatakan Pemerintah sekarang terkesan Islamophobia.
Seperti diberitakan, 3 tahun lalu, saat Basuki Tjahaja Purnama masih menjabat sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta, pejabat pemerintah keturunan etnis Tionghoa ini menandatangani larangan penyembelihan hewan di selain tempat pemotongan hewan. Walau sempat ia bantah, namun bukti yang ada di web site resmi pemerintahan propinsi DKI, www.jakarta.go.id memuat dokumen yang berisi larangan Ahok kepada sekolah dasar untuk melaksankan pemotongan hewan kurban.
Islamophobia saat ini nampaknya turut di warnai oleh pemerintahan Indonesia, terlebih saat Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dengan wakilnya penista agama yang saat ini sudah dipenjara, Ahok.
Bahkan, pemerintahan Jokowi jauh-jauh hari sebelum kemenangannya telah menyatakan sikap atau menunjukan keberpihakanya untuk bersebrangan dengan Islam.
Lalu, masih teringat jelas dalam benak, saat masa kampanye presiden, pemerintahan Jokowi berencana akan menghapus semua regulasi yang dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM). Salah satu yang akan dihapus adalah Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah.
“Peraturan soal pendirian rumah ibadah itu akan dihapus. Aturannya menyulitkan kaum minoritas,” ujar Musdah Mulia, salah satu anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK seperti dikutip kompas.com dalam diskusi Masa Depan Kebebasan Beragama dan Kelompok Minor di Indonesia di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/06/2014).
Lantas, masih hangat juga diingatan kita, wacana pemerintah melalui kementrian agama yang akan melakukan sertifikasi Khatib. wacana ini dinilai oleh sebagian besar tokoh Ummat Islam adalah sebagai upaya pemerintahan untuk menjegal dakwah di Indonesia.
Salah satu tokoh besar adalah Busryo Muqoddas, Ketua Bidang Hukum HAM dan Kebijakan PP Muhammadiyah ini mengatakan, wacana pemerintah mensertifikasi khatib akan berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.
Ia menerangkan bahwa tidak semua khatib alamiah yang berada di kampung-kampung itu mau dan bisa diformalisasi seperti ini.
“Khatib itu banyak yang alamiah, di kampung-kampung itu banyak khatib yang punya kemahiran alami dan tampil dengan ikhlas. Nah, kebanyakan mereka tidak mau disertifikasi,” ungkapnya pada Kiblat.net di Jakarta, Selasa (07/02).
Apakah gaung Islamophobia barat sudah sampai di negara mayoritas berpenduduk muslim indonesia? Lantas apa yang ada dibalik Islamophobia yang sedang dan kemungkinan besar akan terus digaungkan oleh pemerintahan era Jokowi ini?
Semoga apapun itu, tidak akan melunturkan perjuangan dan dakwa ummat islam Indonesia, yang semenjak jauh-jauh hari sebelum Indonesia merdeka, telah membuat segenap bangsa Indonesia ‘bahagia’ dengan ajaran Islam yang dibawa dari tanah para nabi. [opinibangsa.id / kn]
Islamophobia Gaya Baru = Dipostkan Oleh noreply@blogger.com (Opini Bangsa) - Pada May 30, 2017 at 03:19PM - DOWNLOAD EXPORT BLOG POSISI 6 JAN >
OPINIBANGSA ATAU APALAH ITU, asal Kalau yang nyebar dari facebook beritaislam24h berarti ini adalah beritaislam24h yang mati mulai tanggal 13 Jan, masih hidup tapi hiatus.. PEMERINTAH HARUS SIKAT orangnya - jangan medianya
0 Response to "Islamophobia Gaya Baru - BeritaIslam24 = OpiniBangsa"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.