Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Umatuna.com - Eskalasi politik nasional sudah makin mendidih, tidak sehat dan krusial. Kearifan dari para petinggi negara dan elit bangsa diperlukan untuk mencairkan situasi.
Ketua Progres 98, Faizal Assegaf memandang tidak elok faktor kekalahan terpidana penista agama (Ahok) di Pilgub DKI sampai berujung konflik horizontal oleh politik balas dendam kepada ulama, tokoh Islam dan aktivis.
"Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Presiden Jokowi dan lebih khusus Wakil Presiden Jusuf Kalla mesti tampil membuka ruang rekonsiliasi bagi seluruh elemen bangsa," kata Faizal melalui pesan Whatsapp yang diterima redaksi, Minggu (4/6).
Posisi Jusuf Kalla selaku tokoh Islam dan sekaligus wapres, menurut dia, berpeluang besar untuk meredam potensi gejolak politik yang makin mengkuatirkan belakangan ini.
"Kita setuju dengan proses penegakkan hukum, namun hal itu harus dilakukan secara cermat, bijak dan tidak ditunggangi oleh modus politik balas dendam kepada ulama dan umat Islam," tegasnya.
Jusuf Kalla dan Jenderal Tito Karnavian dinilainya sudah mulai elegan dan melontarkan pernyataan yang konstruktif. Namun, imbuh Faizal, alangkah indahnya bila kedua pihak duduk bareng untuk menyatukan potensi anak bangsa.
"Sebab kalau mengharapkan Presiden Jokowi untuk meredam situasi, tampaknya sulit diwujudkan," ujarnya.
Faizal melihat Jokowi telah terjebak dalam perilaku kekuasaan yang kontradiktif bahkan terlihat kian kehilangan legitimasi di hadapan rakyat. Justru, menurut dia, merosotnya kepercayaan rakyat kepada Jokowi ini memberi harapan kepada Wapres Jusuf Kalla, Jenderal Tito dan elit bangsa untuk kompak merekatkan kembali elemen bangsa.
"Rakyat tidak ingin Polri dan ulama dibenturkan. Sebab ketegangan demi ketegangan berbau SARA yang muncul dapat mengarah pada perpecahan NKRI," Faizal menambahkan.
Presiden dipilih hanya lima tahun, tapi institusi Polri bermitra dengan ulama dan rakyat dalam waktu yang panjang. Maka dari itu, Faizal mengingatkan, jangan karena presiden tidak sanggup memimpin negara menyebabkan institusi Polri menjadi korban kelicikan kepentingan politik kekuasaan.
"Mosok mau diperalat untuk memusuhi ulama dengan dalih penegakkan hukum yang amburadul, bernuansa politik dan kian meresahkan rakyat," tukasnya. (rmol)
http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) June 04, 2017 at 08:38AM
0 Response to "Faizal Assegaf: Jangan Benturkan Ulama Dan Polri, NKRI Bisa Bubar - UMATUNA"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.