BERITA BERITA PEMBAWA KONFLIK DAN PENEBAR KERENGANGAN UMAT BERAGAMA - RPTRA Kaljodo, Air Asin dan Jungkat-jungkit yang Patah
<<< Download Ini Dan Bagikan Segera orang orang ini sungguh memalukan >>>
https://drive.google.com/file/d/0B-R_rC7_q3IicllPcE9ZQ1VrSlU/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/0B-R_rC7_q3IicllPcE9ZQ1VrSlU/view?usp=sharing
RPTRA Kaljodo, Air Asin dan Jungkat-jungkit yang Patah
Opini Bangsa - Pengunjung Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo harus bersiap dengan ketidaknyamanan di kawasan yang kini jadi salah satu ikon di Jakarta. Seperti yang dialami Yayuk Endang Sri Wahyuni, 54 tahun, saat berwudhu di musala kawasan tersebut.
“Pleh… pleeh… kayak air laut. Asin!" kata dia saat ditemui pada pengujung Maret lalu. Selesai salat, Yayuk masih merasakan kulitnya yang lengket karena air di musala tersebut.
Seorang pengunjung lainnya, Windiarti, mengungkapkan keluhan yang sama. Menurut perempuan berusia 33 tahun itu, asinnya air tanah Kalijodo sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat sekitar—jauh sebelum ruang publik terpadu ramah anak dan terbuka hijau senilai lebih dari Rp 3,6 miliar itu dibangun di sana. Pembangunannya memanfaatkan tanggung jawab sosial (CSR) pengembang PT Sinarmas Land dan diresmikan pada Februari lalu.
“Seharusnya pakai air pipa dari PDAM supaya yang mau salat juga nyaman. Biar salatnya khusyuk,” ujar Windiarti.
Beberapa pengunjung lainnya juga mengeluhkan musala yang tak bersih dan tak nyaman. Belum lagi toilet yang minim pemeliharaan. Toilet baru itu penuh sampah, kotor, dan bau. “Kalau toilet gratis begini jadinya, kotor dan jorok. Saya enggak masalah disuruh bayar, asalkan bersih,” ujar Liseria, 70 tahun, pengunjung yang lain lagi. Gara-gara toilet, penghargaannya terhadap ruang publik dan terbuka hijau baru pengganti kompleks lokalisasi itu pun ternoda.
Saat Tempo ikut mengintip ke dalam toilet itu, sampah kertas tisu di satu sudut dan lantai kotor penuh jejak alas kaki langsung membetot perhatian. Lalu kloset duduknya yang tidak kering serta selang yang tergeletak tak pada tempatnya.
Keluar dari titik musala dan toilet, Tempo bertemu dengan Mia dan sahabatnya, Nurbaiti. Kedua remaja yang baru beranjak dewasa itu mengaku sudah beberapa kali datang ke taman dan ruang publik itu sejak peresmian. Mereka mengaku penasaran terhadap fasilitas kawasan eks lokalisasi itu. Ada area joging, arena bermain anak, amphitheatre, skate park, dan jalur sepeda. “Tapi memang perlu lebih banyak tempat teduh, ya,” ujar Mia di antara bayang-bayang dinding pembatas RTH dan RPTRA Kalijodo.
Sejauh yang sudah didapatinya, Mia dan Nurbaiti memberi beberapa catatan. Di antaranya sarana permainan jungkat-jungkit sudah ada yang terbelah patah dan malah terbelah. Jungkat-jungkit yang lain malah teronggok miring karena ada bagian yang lepas pada porosnya saat itu. Mereka menduga fasilitas permainan kelebihan beban karena pengunjung yang terus mengalir hampir setiap hari.
"Seharusnya ada permainan yang lebih banyak lagi. Apalagi pengunjungnya sudah banyak begini," kata Nurbaiti.
Apa kata pengelola?
Sarah Assifa, 22 tahun, adalah satu di antara pengelola RTH/RPTRA Kalijodo. Ia bersama lima temannya bertanggung jawab dalam dua giliran kerja untuk kawasan seluas total hampir 16 ribu meter persegi tersebut.
Dan Sarah hanya menghela nafas ketika Tempo mengungkap temuan para pengunjung soal air, toilet, dan sarana dalam taman. Dia malah menambah catatan buruk itu, yakni program-program yang digagas kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang nyaris tidak jalan.
“Karena jumlah pengelola tidak sebanding dengan pengunjungnya,” katanya memberi jawaban. “Sebuah ruang aula yang sejatinya untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak lebih sering dipenuhi orang dewasa yang berteduh.”
Siang itu Sarah sudah menenggak habis air mineral dalam sebuah botol. Dia baru kembali setelah berkeliling di sekitar RPTRA Kalijodo. Dia mengakui sampah yang menumpuk membuat kerjanya lebih berat. Apalagi saat akhir pekan atau hari libur. "Kami benar-benar kewalahan," kata Sarah.
Dalam kunjungannya ke lokasi itu pada akhir Maret lalu, pelaksana tugas Gubernur Jakarta Sumarsono mencicipi sendiri air asin yang dikeluhkan itu. Ia juga menyaksikan “kolam mati” karena puluhan bibit ikan lele di dalamnya sudah tak bersisa—diduga karena air yang asin.
“Tidak bisa dipertahankan seperti ini,” katanya menegaskan. Bukan hanya ikan, pepohonan, menurut dia, pasti akan menyusul mati. Beberapa memang sudah terlihat tidak sehat dan dedaunannya mengering. “Nanti harus ada proses air asin jadi tawar atau PDAM masuk," ujar Soni, sapaan Sumarsono.
Pengelolaan yang lemah, menurut dia, juga berpangkal pada manajemen yang tidak jelas. Dia menerangkan, RTH Kalijodo masih di bawah Dinas Kehutanan.
Padahal, kata Soni, secara substansi, ruang publik dan terbuka hijau membutuhkan peran besar Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk.
“Ini harus diselesaikan, siapa yang harus mengelola apa dan tanggung jawab siapa,” katanya sambil menambahkan, “Harus ada peraturan gubernur untuk pengelolaan RPTRA Kalijodo.”
Direktur Jenderal Otonomi Daerah di Kementerian Dalam Negeri itu juga ingin ada tambahan petugas yang menjaga keselamatan pengunjung selama menggunakan fasilitas, seperti lapangan skateboard atau lintas sepeda. Pasalnya, masih banyak anak yang menggunakan area permainan tanpa menggunakan pelindung diri, sehingga membahayakan keselamatan.
Salah satunya adalah remaja berusia 15 tahun bernama Ariendra. Pemain pemula skateboard itu bermain tanpa kelengkapan pelindung kepala, siku, dan lutut. Ariendra mengaku pernah beberapa kali mengalami cedera di sana. "Seringnya cedera engkel. Jari patah juga pernah," ujarnya nyengir. [opinibangsa.id / tmp]
RPTRA Kaljodo, Air Asin dan Jungkat-jungkit yang Patah = Dipostkan Oleh noreply@blogger.com (Opini Bangsa) - Pada April 09, 2017 at 10:13AM - DOWNLOAD EXPORT BLOG POSISI 6 JAN >
OPINIBANGSA ATAU APALAH ITU, asal Kalau yang nyebar dari facebook beritaislam24h berarti ini adalah beritaislam24h yang mati mulai tanggal 13 Jan, masih hidup tapi hiatus.. PEMERINTAH HARUS SIKAT orangnya - jangan medianya
0 Response to "RPTRA Kaljodo, Air Asin dan Jungkat-jungkit yang Patah - BeritaIslam24 = OpiniBangsa"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.