Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Mimah Susanti mengatakan, anggotanya sering mendapatkan intimidasi dari oknum-oknum simpatisan atau pendukung pasangan calon di pilkada DKI Jakarta.
Menurut Mimah, hal itu kerap terjadi saat Bawaslu DKI memergoki oknum-oknum tertentu membagikan sejumlah barang maupun kaus kepada masyarakat.
“Belum apa-apa, baru kami tanya kemudian leher kami sudah dipegang,” ungkap Mimah saat diskusi Pilkada Sehat dan Demokratis di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4).
Mimah mengatakan, bahwa anak buahnya merasa tidak aman ketika berhadapan dengan oknum-oknum pendukung pasangan calon di lapangan. Adu argumen pun kerap terjadi. “Kami jadi tidak aman setiap kami protes terhadap kedua teman (tim sukses) ini jika memang kami menemukan dugaan yang kami anggap melenceng,” katanya.
Sementara peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro mengatakan, jangan sampai terjadi ketidakpercayaan masyarakat Jakarta terhadap institusi penegak hukum. Dia mengimbau, untuk menghormati KPU, Bawaslu, maupun aparat penegak hukum.
“Institusi penegak hukum harus netral, profesional dan tidak berat sebelah,” kata Siti di diskusi itu.
Dia mengatakan, jangan sampai ada asumsi penilaian negatif dan fitnah yang mendiskreditkan penegak hukum. “Inti demokrasi adalah mampu menunjukkan pilkada ini betul-betul ditopang landasan hukum yanv kuat,” paparnya.
The post Bawaslu: Mereka Kami Tegur, Leher Kami Malah Dipegang, Kami Merasa Tak Aman appeared first on Gema Rakyat.



0 Response to "Bawaslu: Mereka Kami Tegur, Leher Kami Malah Dipegang, Kami Merasa Tak Aman - GEMARAKYAT"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.