Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Menurutnya, saat ini Kiai dan Santri itulah yang berjuang memerdekakan bangsa ini, bukan TNI. "Karena saat itu TNI belum lahir. Marilah kita memahami sejarah bangsa, khususnya sejarah jauh sebelum bangsa ini merdeka," imbuh GatotUmatuna.com - Eksistensi TNI hingga saat ini tidak bisa dipisahkan dari peran rakyat dan ulama. Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia menjadi bukti peran rakyat dari kalangan kiai dan ulama.
"Jauh sebelum adanya Sumpah Pemuda, jauh sebelum bangsa ini merdeka, anak-anak bangsa ini dididik oleh para kiai," kata Panglima TNI dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redakasi, Senin (12/6).
Menurutnya, saat ini Kiai dan Santri itulah yang berjuang memerdekakan bangsa ini, bukan TNI. "Karena saat itu TNI belum lahir. Marilah kita memahami sejarah bangsa, khususnya sejarah jauh sebelum bangsa ini merdeka," imbuh Gatot
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) 2014-2015 ini menuturkan, tentang peran Jenderal Soedirman dalam masa kemerdekaan Indonesia.
"Tahukah saudara siapa Jenderal Soedirman? Beliau adalah santri. Beliau bekerja menjadi guru dan kemudian menjadi kepala sekolah. Maka tak heran kalau sebagian orang memanggil beliau Pak Dir, sebagian lainnya memanggil beliau Kiai. Kiai Soedirman," tuturnya.
Jenderal Soedirman merupakan sosok yang saleh. Bahkan, lanjut dia, ketika beliau bergerilya ke hutan, dia tidak pernah berhenti dari zikir.
"Ketika ada tentara Belanda memburu beliau, salah seorang pengkhianat menunjukkan keberadaan Jenderal Soedirman, tapi si Belanda tidak percaya, 'Tidak mungkin Soedirman seperti ini. Soedirman yang aku cari bukan seperti ini,' kata tentara Belanda itu. Sering sekali kejadian seperti itu menimpa Jenderal Soedirman," ucapnya.
Kemudian, sambung mantan Pangkostrad ini, salah seorang pengikut Jenderal Soedirman pernah menanyakan tentang jimat. "Pak Kiai itu pakai jimat apa kok selalu lolos dari sergapan Belanda. Ketika diberondong peluru Pak Kiai juga selamat. Apa jimatnya Pak Kiai?' tanya pengikut beliau," ungkap Gatot.
"Dijawab Jenderal Soedirman, 'Kamu mau tahu jimatku? Kamu tahu air kendi yang selalu aku bawa ini? Jimat pertamaku, aku selalu dalam keadaan suci. 24 jam setiap hari aku menjaga wudhu. Kalau batal aku langsung wudhu lagi. Jimat keduaku, aku menjaga sholatku. Jimat ketigaku, aku berjuang hanya untuk negara dan bangsa ini tanpa pernah secuil pun memikirkan diriku pribadi," sambungnya.
Selain itu kata Gatot, Jenderal Soedirman itu tidak pernah mengeluh serta tidak pernah marah. "Pemimpin pertama tentara Indonesia adalah seorang ulama, Kiai, dan dia Jenderal Soedirman," tandasnya. Sumber: Rmolr />
http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) June 13, 2017 at 09:34AM
0 Response to "Menurut Jenderal Gatot, Kiai dan Santri-lah yang Berjuang Memerdekakan Bangsa ini, Bukan TNI - UMATUNA"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.