Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Selain itu, pemerintah juga memaksa kader Uigur, pegawai negeri, dan pensiunan pemerintah yang meminta uang pensiun untuk menandatangani dokumen bahwa berjanji untuk tidak berpuasa dan shalat selama Ramadhan. Seolah-olah memberi contoh kepada muslim Uigur kepada masyarakat.Umatuna.com, XINJIANG -- Pemerintah Xinjiang, Cina membuat aturan untuk melarang muslim Uighur melaksanakan puasa dan shalat selama Ramadhan dengan memerintahkan pejabatnya tinggal di setiap rumah mereka.
Dilansir dari rfa.org, Kamis (8/6), pejabat yang tinggal di setiap keluarga muslim merupakan kader Partai Komunis Cina yang bertugas memantau ibadah mereka selama Ramadhan. Mereka juga memaksa semua restoran buka dan membatasi akses ke masjid. Aturan ini dilakukan sejak 26 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017, dimana pejabat Cina akan tinggal selama 15 hari untuk memastikan mereka tidak shalat dan puasa.
"Inspeksi dilakukan saat berbuka puasa ketika lampu rumah ada yang menyala, begitulan cara kita melakukan patroli dan inspeksi," ujar seorang polisi di Kota Hotan.
Setiap 10 pejabat nantinya akan melapor ke pejabat yang lebih tinggi terkait pemantauannya. Mereka juga tinggal di rumah petani untuk menanyakan pandangan ideologis mereka. Seorang petani asal Qunqash Hotan mengatakan kader Partai komunis sudah tinggal di desanya sejak sehari sebelum puasa Ramadhan dimulai. "Mereka akan berada di sini selama 15 hari dan akan terus menerus melarang berpuasa," kata petani tersebut.
Selain itu, pemerintah juga memaksa kader Uigur, pegawai negeri, dan pensiunan pemerintah yang meminta uang pensiun untuk menandatangani dokumen bahwa berjanji untuk tidak berpuasa dan shalat selama Ramadhan. Seolah-olah memberi contoh kepada muslim Uigur kepada masyarakat.
Mereka yang menandatangani dokumen juga bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada teman dan keluarga yang berpuasa dan shalat. "Sebagian besar isi surat sama seperti tahun lalu. Namun, tahun ini kita diharuskan memantau keluarga kita, tetangga, dan keluarga menjadi tanggung jawab kita serta membujuk mereka untuk tidak berpuasa," ujar perwira pembantu di Kota Hotan.
Seorang mahasiswa pascasarjana Uigur mengatakan ayahnya seorng pegawai negeri di Xinjiang juga menandatangani dokumen tersebut. Padahal kakeknya, merupakan orang yang shaleh. Dia sudah pergi haji dan selalu memerintahkan untuk menjalankan agama seperti shalat, puasa, dan menyemarakkan Ramadhan. Tetapi kali ini ayahnya tidak hanya diminta tak berpuasa, tetapi juga meminta kakek dan neneknya tidak berpuasa karena menandatangani surat pertanggung jawaban tersebut. Sumber: Republikar />
http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) June 11, 2017 at 08:38PM
0 Response to "Kejam! China Memaksa Pegawai Pemerintahannya Menandatangi Dokumen Perjanjian tidak Berpuasa Selama Ramadhan - UMATUNA"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.