Adalah Orang orang seperti AAB dan teman temannya ini

![]() |
Inilah Muka Pengadu Domba Yang Mungkin Anda Kenal - Mungkin Saja Dia Kerja bareng Anda - Atau Dia Kerja Di Anda. Laporkan Ke Polisi Sekarang Juga - Selamat Tinggal - AAB |
AAB ini memang bukanlah seorang sendiri yang mengurusi portal dakwahmedia.net yang merupakan portalberita sara - tapi dipastikan dengan mengirinya ke penjara pasti dia akan dengan senang hati menyanyi dan membokar satu persatu teman temannya disana
Dakwahmedia.net ini gambar gambarnya
![]() |
Ya kan - baru masuk saja sudah melangar UU ITE - Belum diperiksa apa apa sudah kena - pasal berlapis dah.. - Mohon tutup juga page fbnya supaya tidak buka ladang baru |
ADSENSE ( PENGHASILAN MURNI ) adalah - ca-pub-2527579359972994
Nah dari google adsense ini kita dapatkan alamat alamat lain yang juga pasti dikelola oleh mereka dibalik layar - saya kira 4 orang saja sudah cukup untuk membuat portal berita ini
sholihah.web.id , dakwahmedia.net,http://reportasedakwah.blogspot.sg/
Nah karena disitu ada situs SHOLHAH.WEB.ID - silahkan pemerintah cari KTP PENANGGUNG JAWAB, itulah orang orang dibalik layar DAKWAHMEDIA.NET selain yang sudah dijelaskan diatas. dengan gambrang - SORRY YA MAS AAB - sudah waktunya mas tobat..
Dakwah Media - TNI Angkatan Udara (AU) mengundang wartawan untuk melihat Helikopter Agusta Westland (AW) 101 yang jadi polemik tersebut dari dekat. Disebut jadi polemik lantaran pengadaan heli seharga lebih dari Rp 752 miliar itu tanpa sepengatahuan Menhan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Bagaimana penampakan heli tersebut? Kemarin, Pusat Penerangan Mabes TNI AU mengundang wartawan untuk mengambil foto dan gambar heli tersebut. Hanya saja banyak syaratnya. Pertama, tak ada wawancara. Selain itu, hanya empat wartawan yang diizinkan meliput. Waktunya pun dibatasi. Hanya sepuluh menit saja. Kontan saja, belasan wartawan yang sudah menunggu di pintu gerbang Lanud Halim Perdanakusuma menghela napas panjang. Soal alasan pembatasan wartawan yang meliput, petugas yang menerima dan kemudian mengantar wartawan ke lokasi hanya menjawab singkat dan tegas. "Sesuai perintah atasan," katanya.
Setelah awak media yang hadir berembuk, akhirnya empat wartawan yang ke lokasi. Dua juru foto dan dua juru kamera. Heli itu diparkir di hanggar Skuadron Teknik 021, Lanud Halim. Jarak dari gerbang ke hanggar lumayan jauh, perlu beberapa menit dengan menumpang mobil. Di dalam hanggar, ada dua pesawat. Heli terparkir tak jauh dari sebuah pesawat terbang milik TNI AU. Dari kejauhan tampak heli itu masih kinclong. Mengkilap. Ada satu pintu penumpang berada di sebelah kiri dan di bagian belakang terdapat ramp door untuk memudahkan pengangkutan barang. Di ekornya ada tulisan TNI AU dan tertera logo bendera merah-putih. Di sisi kiri-kanan heli itu ada semacam tangga scafolding setinggi baling-baling utama. Mungkin untuk memudahkan petugas mengecek fisik di bagian atas.
Sayangnya, bagian dalam heli tersebut tak bisa dilihat. Soalnya, wartawan yang mengambil gambar tak diizinkan mendekat. Ada semacam garis polisi warna kuning mengelilingi pesawat tersebut. Pita warna kuning juga melilit heli dari kepala hingga ekor. Petugas berseragam TNI AU beberapa kali memperingatkan jika pengambil gambar mendekat.
Dari informasi yang dihimpun, helikopter buatan perusahaan Leonardo Finmecanicca itu memiliki bobot 16 ton dan mampu mengangkut muatan seberat 5,5 ton. AW 101 berjenis alat angkut berat bisa mengangkut hingga 38 orang, sedangkan jenis VVIP hanya 12 orang.
Heli ini menjadi kontroversi. Soalnya, pengadaan heli tersebut sudah ditolak oleh Presiden Jokowi. Namun, kontroversi tak menyurutkan helikopter AW 101 untuk datang ke Indonesia. Selasa lalu heli mendarat di Bandara Halim.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam rapat dengan Komisi I DPR menyatakan meski telah membatalkan pembelian, helikopter yang akan digunakan untuk orang dengan perlakuan khusus (VVIP) itu tetap mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan helikopter yang awalnya diperuntukkan sebagai angkutan VVIP Kepresidenan tersebut telah tiba di Halim. Meski telah tiba di Indonesia, pabrikan helikopter tersebut belum melakukan serah terima kepada pihak TNI AU. [rmol]
- VIA - http://www.dakwahmedia.net/2017/02/helikopter-siluman-itu-digaris-polisi.html ON - February 10, 2017 at 10:32AM
Bagaimana penampakan heli tersebut? Kemarin, Pusat Penerangan Mabes TNI AU mengundang wartawan untuk mengambil foto dan gambar heli tersebut. Hanya saja banyak syaratnya. Pertama, tak ada wawancara. Selain itu, hanya empat wartawan yang diizinkan meliput. Waktunya pun dibatasi. Hanya sepuluh menit saja. Kontan saja, belasan wartawan yang sudah menunggu di pintu gerbang Lanud Halim Perdanakusuma menghela napas panjang. Soal alasan pembatasan wartawan yang meliput, petugas yang menerima dan kemudian mengantar wartawan ke lokasi hanya menjawab singkat dan tegas. "Sesuai perintah atasan," katanya.
Setelah awak media yang hadir berembuk, akhirnya empat wartawan yang ke lokasi. Dua juru foto dan dua juru kamera. Heli itu diparkir di hanggar Skuadron Teknik 021, Lanud Halim. Jarak dari gerbang ke hanggar lumayan jauh, perlu beberapa menit dengan menumpang mobil. Di dalam hanggar, ada dua pesawat. Heli terparkir tak jauh dari sebuah pesawat terbang milik TNI AU. Dari kejauhan tampak heli itu masih kinclong. Mengkilap. Ada satu pintu penumpang berada di sebelah kiri dan di bagian belakang terdapat ramp door untuk memudahkan pengangkutan barang. Di ekornya ada tulisan TNI AU dan tertera logo bendera merah-putih. Di sisi kiri-kanan heli itu ada semacam tangga scafolding setinggi baling-baling utama. Mungkin untuk memudahkan petugas mengecek fisik di bagian atas.
Sayangnya, bagian dalam heli tersebut tak bisa dilihat. Soalnya, wartawan yang mengambil gambar tak diizinkan mendekat. Ada semacam garis polisi warna kuning mengelilingi pesawat tersebut. Pita warna kuning juga melilit heli dari kepala hingga ekor. Petugas berseragam TNI AU beberapa kali memperingatkan jika pengambil gambar mendekat.
Dari informasi yang dihimpun, helikopter buatan perusahaan Leonardo Finmecanicca itu memiliki bobot 16 ton dan mampu mengangkut muatan seberat 5,5 ton. AW 101 berjenis alat angkut berat bisa mengangkut hingga 38 orang, sedangkan jenis VVIP hanya 12 orang.
Heli ini menjadi kontroversi. Soalnya, pengadaan heli tersebut sudah ditolak oleh Presiden Jokowi. Namun, kontroversi tak menyurutkan helikopter AW 101 untuk datang ke Indonesia. Selasa lalu heli mendarat di Bandara Halim.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam rapat dengan Komisi I DPR menyatakan meski telah membatalkan pembelian, helikopter yang akan digunakan untuk orang dengan perlakuan khusus (VVIP) itu tetap mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan helikopter yang awalnya diperuntukkan sebagai angkutan VVIP Kepresidenan tersebut telah tiba di Halim. Meski telah tiba di Indonesia, pabrikan helikopter tersebut belum melakukan serah terima kepada pihak TNI AU. [rmol]
0 Response to "Helikopter "Siluman" Itu Digaris Polisi - Dakwah Islami"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.