Adalah Orang orang seperti AAB dan teman temannya ini

![]() |
Inilah Muka Pengadu Domba Yang Mungkin Anda Kenal - Mungkin Saja Dia Kerja bareng Anda - Atau Dia Kerja Di Anda. Laporkan Ke Polisi Sekarang Juga - Selamat Tinggal - AAB |
AAB ini memang bukanlah seorang sendiri yang mengurusi portal dakwahmedia.net yang merupakan portalberita sara - tapi dipastikan dengan mengirinya ke penjara pasti dia akan dengan senang hati menyanyi dan membokar satu persatu teman temannya disana
Dakwahmedia.net ini gambar gambarnya
![]() |
Ya kan - baru masuk saja sudah melangar UU ITE - Belum diperiksa apa apa sudah kena - pasal berlapis dah.. - Mohon tutup juga page fbnya supaya tidak buka ladang baru |
ADSENSE ( PENGHASILAN MURNI ) adalah - ca-pub-2527579359972994
Nah dari google adsense ini kita dapatkan alamat alamat lain yang juga pasti dikelola oleh mereka dibalik layar - saya kira 4 orang saja sudah cukup untuk membuat portal berita ini
sholihah.web.id , dakwahmedia.net,http://reportasedakwah.blogspot.sg/
Nah karena disitu ada situs SHOLHAH.WEB.ID - silahkan pemerintah cari KTP PENANGGUNG JAWAB, itulah orang orang dibalik layar DAKWAHMEDIA.NET selain yang sudah dijelaskan diatas. dengan gambrang - SORRY YA MAS AAB - sudah waktunya mas tobat..
Dakwah Media - Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan. (Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)
Ibn al-Jauzi berkata, “Jika manusia tahu bahwa kematian akan menghentikannya dalam beraktivitas, maka dia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalis setelah dia mati” (Ibn al-Jauzi, Shaid al-Khathir, juz I, h.22)
Sebuah nasehat “letakkanlah kematian di depan matamu.” Wajib bagi orang yang berakal, menyiapkan bekal untuk perjalanannya. Karena dia tidak tahu kapan keputusan Tuhannya (kematian) akan megejutkannya. Dia juga tidak tahu, kapan akan dipanggil? Orang berakal adalah orang yang memberikan tiap kesempatan kepada haknya. Jika diserang oleh kematian, diapun tampak siap. Dan jika dia meraih impiannya, itu akan menambah kebaikan. – Ibn al-Jauzi, Shaid al-Khathir, hal. 4.
Abu Bakar berkata: Berkeinginan kuatlah untuk menyongsong kematian, maka hal itu akan memberikan kamu kehidupan (Ibn Khalikan, Wafiyat al-A’yan, III/67).Maksudnya, ketika pikiran seseorang tertuju untuk menyongsong kebaikan dan hidup setelah kematian, maka dia akan menemukan makna dan tujuan hidupnya.
Karena itu sungguh beruntung dan berbahagialah orang yang mengisi hidupnya dengan ketaqwaan dan amal shalih; taat dan patuh kepada Allah SWT. Surga adalah balasan bagi dirinya. Sebaliknya, merugi dan celakalah orang yang memenuhi hidupnya dengan kekufuran, kemaksiatan dan kesombongan; serta tidak memenuhi perintah Allah SWT. Neraka adalah balasan yang layak bagi dirinya.
Bagi para pengemban dakwah, hendaknya mengingat sabda Nabi saw: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).
Mengingat hidup penuh ujian, maka ingatlah pesan Rasulullah SAW: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
Al-Fudhail bin Iyadh berkata, Anda meminta surga kepada-Nya, sementara Anda menghadap-Nya dengan membawa sesuatu yang Dia benci. Aku tidak melihat orang yang begitu minim memperhatikan dirinya, ketimbang Anda. Ma’ruf al-Karkhi berkata, tanda kebencian Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya adalah ketika Dia melihatnya sibuk dengan perkara yang tidak ada gunanya. – Imam an-Nawawi, Bustanu al-‘Arifin, hal. 129.
Jangan remehkan sedikitpun pekerjaanmu dengan melaksanakannya esok. Segeralah kerjakan haria ini, meski itu kecil. Karena sekecil-kecil pekerjaan, jika terakumulasi akan menjadi banyak. Boleh jadi saat itu Anda dalam kondisi lemah, sehingga semuanya tidak terlaksana. Jangan remehkan sesuatu yang Anda harap bisa menambah neraca kebaikan Anda di Hari Kiamat. Jika Anda bisa, segera kerjakan sekarang, meski itu kecil. Jika tidak, boleh jadi banyak hal akan menghalangi Anda dan kalau perkara itu sudah terakumulasi, maka ia justru akan melemparkan Anda ke neraka (Ibn Hazem, al-Akhlaq wa as-Siyar, juz I, hal 6).
Oleh: Ainun Dawaun Nufus (anggota MHTI Kab. Kediri)
- VIA - http://www.dakwahmedia.net/2017/02/bersungguh-sungguhlah-kematian-itu-dekat.html ON - February 09, 2017 at 01:52AM
Ibn al-Jauzi berkata, “Jika manusia tahu bahwa kematian akan menghentikannya dalam beraktivitas, maka dia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalis setelah dia mati” (Ibn al-Jauzi, Shaid al-Khathir, juz I, h.22)
Sebuah nasehat “letakkanlah kematian di depan matamu.” Wajib bagi orang yang berakal, menyiapkan bekal untuk perjalanannya. Karena dia tidak tahu kapan keputusan Tuhannya (kematian) akan megejutkannya. Dia juga tidak tahu, kapan akan dipanggil? Orang berakal adalah orang yang memberikan tiap kesempatan kepada haknya. Jika diserang oleh kematian, diapun tampak siap. Dan jika dia meraih impiannya, itu akan menambah kebaikan. – Ibn al-Jauzi, Shaid al-Khathir, hal. 4.
Abu Bakar berkata: Berkeinginan kuatlah untuk menyongsong kematian, maka hal itu akan memberikan kamu kehidupan (Ibn Khalikan, Wafiyat al-A’yan, III/67).Maksudnya, ketika pikiran seseorang tertuju untuk menyongsong kebaikan dan hidup setelah kematian, maka dia akan menemukan makna dan tujuan hidupnya.
Karena itu sungguh beruntung dan berbahagialah orang yang mengisi hidupnya dengan ketaqwaan dan amal shalih; taat dan patuh kepada Allah SWT. Surga adalah balasan bagi dirinya. Sebaliknya, merugi dan celakalah orang yang memenuhi hidupnya dengan kekufuran, kemaksiatan dan kesombongan; serta tidak memenuhi perintah Allah SWT. Neraka adalah balasan yang layak bagi dirinya.
Bagi para pengemban dakwah, hendaknya mengingat sabda Nabi saw: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).
Mengingat hidup penuh ujian, maka ingatlah pesan Rasulullah SAW: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
Al-Fudhail bin Iyadh berkata, Anda meminta surga kepada-Nya, sementara Anda menghadap-Nya dengan membawa sesuatu yang Dia benci. Aku tidak melihat orang yang begitu minim memperhatikan dirinya, ketimbang Anda. Ma’ruf al-Karkhi berkata, tanda kebencian Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya adalah ketika Dia melihatnya sibuk dengan perkara yang tidak ada gunanya. – Imam an-Nawawi, Bustanu al-‘Arifin, hal. 129.
Jangan remehkan sedikitpun pekerjaanmu dengan melaksanakannya esok. Segeralah kerjakan haria ini, meski itu kecil. Karena sekecil-kecil pekerjaan, jika terakumulasi akan menjadi banyak. Boleh jadi saat itu Anda dalam kondisi lemah, sehingga semuanya tidak terlaksana. Jangan remehkan sesuatu yang Anda harap bisa menambah neraca kebaikan Anda di Hari Kiamat. Jika Anda bisa, segera kerjakan sekarang, meski itu kecil. Jika tidak, boleh jadi banyak hal akan menghalangi Anda dan kalau perkara itu sudah terakumulasi, maka ia justru akan melemparkan Anda ke neraka (Ibn Hazem, al-Akhlaq wa as-Siyar, juz I, hal 6).
Oleh: Ainun Dawaun Nufus (anggota MHTI Kab. Kediri)
0 Response to "Bersungguh-Sungguhlah… Kematian Itu dekat - Dakwah Islami"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.