Adalah Orang orang seperti AAB dan teman temannya ini

![]() |
Inilah Muka Pengadu Domba Yang Mungkin Anda Kenal - Mungkin Saja Dia Kerja bareng Anda - Atau Dia Kerja Di Anda. Laporkan Ke Polisi Sekarang Juga - Selamat Tinggal - AAB |
AAB ini memang bukanlah seorang sendiri yang mengurusi portal dakwahmedia.net yang merupakan portalberita sara - tapi dipastikan dengan mengirinya ke penjara pasti dia akan dengan senang hati menyanyi dan membokar satu persatu teman temannya disana
Dakwahmedia.net ini gambar gambarnya
![]() |
Ya kan - baru masuk saja sudah melangar UU ITE - Belum diperiksa apa apa sudah kena - pasal berlapis dah.. - Mohon tutup juga page fbnya supaya tidak buka ladang baru |
ADSENSE ( PENGHASILAN MURNI ) adalah - ca-pub-2527579359972994
Nah dari google adsense ini kita dapatkan alamat alamat lain yang juga pasti dikelola oleh mereka dibalik layar - saya kira 4 orang saja sudah cukup untuk membuat portal berita ini
sholihah.web.id , dakwahmedia.net,http://reportasedakwah.blogspot.sg/
Nah karena disitu ada situs SHOLHAH.WEB.ID - silahkan pemerintah cari KTP PENANGGUNG JAWAB, itulah orang orang dibalik layar DAKWAHMEDIA.NET selain yang sudah dijelaskan diatas. dengan gambrang - SORRY YA MAS AAB - sudah waktunya mas tobat..
Dakwah Media - Aku lahir dan tumbuh di Indonesia. Saat kecil ibuku sering membacakan aku buku dongeng. Aku suka karena membuat berdunia fantasi.
Tapi kenyataan negeriku Indonesia seperti sedang “dikutuk” (seperti cerita dalam dongeng). Yang pasti bukan Allah yang memberikan kutukan itu. Katakan saja seorang penyihir yang membuat kutukan itu. Sehingga siapapun yang akan memimpin di negeriku ini selalu gagal.
Di sekolah aku belajar tentang kekayaan alam Indonesia. Seperti Indonesia yang memiliki pertambangan, mulai dari emas, intan, gas, batubara dan lain-lain.
Tapi kenyataannya, aku tak pernah boleh memilikinya. Jangankan memiliki, melihatnya saja, tidak pernah.
Lalu Indonesia yang memiliki pertanian yang sangat luas. Dengan penghasil beras yang banyak. Tapi aku selalu tidak bisa makan nasi lengket seperti nasinya orang Jepang (seperti sticky rice). Dengan alasan mamaku, kalau mau makan dengan nasi seperti nasi Jepang itu, harga berasnya mahal, menurut mama.
Bingung kan? Negeri penghasil beras. Tapi kita hanya bisa memakan nasi atau beras biasa-biasa saja.
Indonesia yang memiliki dua musim dengan menghasilkan banyak jenis buah. Tapi juga aku tidak selalu bisa memakannya.
Alasannya, mau makan pisang yang terlihat kuning segar, ternyata rasanya tidak manis. Jeruk manis ternyata asam. Apel segar ternyata dilapisi lilin.
Lalu kapan anak-anak Indonesia bisa merasakan tentang kekayaan negerinya sendiri?
Dan sampai kapan Indonesiaku bisa bebas dari kutukan ini?
Apakah kami anak-anak Indonesia ini, harus tumbuh besar dengan warisan tentang ketakutan saja ?
Bagaimana aku tidak merasa ketakukan. Sebab sudah tujuh orang yang menjadi pemimpin Indonesiaku ini, selalu saja tentang “kejahatan” yang menjadi ceritanya.
Aku tidak pernah tahu tentang sosok enam orang yang pernah menjadi pemimpin Indonesiaku ini. Tapi cerita tentang perbuatan “jahat” nya saja yang selalu menjadi cerita.
Contohnya, Presiden 1, kejahatannya, tentang hubungannya dengan pemberontakan (PKI).
Presiden 2, kejahatannya meraup separuh harta Indonesiaku.
Presiden ke 3, 4, 5 dan yang ke 6 juga sama.
Dan sekarang yang masih memimpin dan aku juga tahu sosoknya, karena aku sudah mulai tumbuh besar hingga aku tahu Presiden Indonesiaku, saat ini adalah bapak Jokowi. Juga masih dibilang “penjahat”.
Karena itu aku merasa, Indonesiaku ini seperti sedang menjalani semacam “kutukan”. Apakah penyebab kutukan itu dikarena tidak seorangpun pemimpinnya berhati ikhlas? Sehingga rakyatnya selalu berburuk sangka.
Ih……. seram….. betapa menyedihkan masa depan Indonesiaku. Kaya tapi miskin, miskin tapi kaya, cerdas tapi bodoh, bodoh tapi cerdas.
Aku menulis ini jadi bingung sendiri. (*)
*) Dikutip dari “Catatan Pribadi” D’Amour Sakina Manangka, Pelajar Kelas II SD, Jakarta Selatan.
[pii]
- VIA - http://www.dakwahmedia.net/2017/02/catatan-pribadi-siswa-kelas-2-sd.html ON - February 10, 2017 at 02:02PM
Tapi kenyataan negeriku Indonesia seperti sedang “dikutuk” (seperti cerita dalam dongeng). Yang pasti bukan Allah yang memberikan kutukan itu. Katakan saja seorang penyihir yang membuat kutukan itu. Sehingga siapapun yang akan memimpin di negeriku ini selalu gagal.
Di sekolah aku belajar tentang kekayaan alam Indonesia. Seperti Indonesia yang memiliki pertambangan, mulai dari emas, intan, gas, batubara dan lain-lain.
Tapi kenyataannya, aku tak pernah boleh memilikinya. Jangankan memiliki, melihatnya saja, tidak pernah.
Lalu Indonesia yang memiliki pertanian yang sangat luas. Dengan penghasil beras yang banyak. Tapi aku selalu tidak bisa makan nasi lengket seperti nasinya orang Jepang (seperti sticky rice). Dengan alasan mamaku, kalau mau makan dengan nasi seperti nasi Jepang itu, harga berasnya mahal, menurut mama.
Bingung kan? Negeri penghasil beras. Tapi kita hanya bisa memakan nasi atau beras biasa-biasa saja.
Indonesia yang memiliki dua musim dengan menghasilkan banyak jenis buah. Tapi juga aku tidak selalu bisa memakannya.
Alasannya, mau makan pisang yang terlihat kuning segar, ternyata rasanya tidak manis. Jeruk manis ternyata asam. Apel segar ternyata dilapisi lilin.
Lalu kapan anak-anak Indonesia bisa merasakan tentang kekayaan negerinya sendiri?
Dan sampai kapan Indonesiaku bisa bebas dari kutukan ini?
Apakah kami anak-anak Indonesia ini, harus tumbuh besar dengan warisan tentang ketakutan saja ?
Bagaimana aku tidak merasa ketakukan. Sebab sudah tujuh orang yang menjadi pemimpin Indonesiaku ini, selalu saja tentang “kejahatan” yang menjadi ceritanya.
Aku tidak pernah tahu tentang sosok enam orang yang pernah menjadi pemimpin Indonesiaku ini. Tapi cerita tentang perbuatan “jahat” nya saja yang selalu menjadi cerita.
Contohnya, Presiden 1, kejahatannya, tentang hubungannya dengan pemberontakan (PKI).
Presiden 2, kejahatannya meraup separuh harta Indonesiaku.
Presiden ke 3, 4, 5 dan yang ke 6 juga sama.
Dan sekarang yang masih memimpin dan aku juga tahu sosoknya, karena aku sudah mulai tumbuh besar hingga aku tahu Presiden Indonesiaku, saat ini adalah bapak Jokowi. Juga masih dibilang “penjahat”.
Karena itu aku merasa, Indonesiaku ini seperti sedang menjalani semacam “kutukan”. Apakah penyebab kutukan itu dikarena tidak seorangpun pemimpinnya berhati ikhlas? Sehingga rakyatnya selalu berburuk sangka.
Ih……. seram….. betapa menyedihkan masa depan Indonesiaku. Kaya tapi miskin, miskin tapi kaya, cerdas tapi bodoh, bodoh tapi cerdas.
Aku menulis ini jadi bingung sendiri. (*)
*) Dikutip dari “Catatan Pribadi” D’Amour Sakina Manangka, Pelajar Kelas II SD, Jakarta Selatan.
[pii]
0 Response to "Catatan Pribadi Siswa Kelas 2 SD "Indonesia: Negeriku Seperti Sedang Dikutuk" - Dakwah Islami"
Post a Comment
Silakan gunakan sebagai Backlink dan silahkan gunakan untuk mengisi komentar sesuka anda, karena blog ini dipastikan tidak akan saya urusin, jangan lupa download dan sebarkan pdf untuk stop isu isu yang ada, dan sebagai ganjaran silahkan posting di komentar, link aktif boleh.